top of page
Gambar penulisTeresa Iswara Widyasmara

Apa Itu Clinical Pathway? Yuk, Kenali Definisi Lengkapnya


apa itu clinical pathway

Sumber: freepik


Tahukah kamu, dalam manajemen rumah sakit, terdapat sebuah konsep perencanaan yang disebut dengan istilah clinical pathway. Istilah ini juga masih jarang diketahui oleh beberapa rumah sakit atau klinik, khususnya bagi layanan kesehatan yang masih menerapkan konsep pelayanan yang berbasis konvensional.


Padahal, konsep clinical pathway yang telah berbasis teknologi terkini bisa membantu dalam hal pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan efisiensi serta efektivitas bisnis. 

Untuk itu, penting untuk kita yang saat ini sedang mengelola layanan kesehatan seperti rumah sakit atau klinik, mengenal lebih lanjut tentang clinical pathway yang penting untuk dilakukan. Apa itu clinical pathway? Berikut penjelasan lengkapnya!


Apa Itu Clinical Pathway?


Perlu kita ketahui, clinical pathway pada dasarnya mengacu pada suatu konsep perencanaan bagi rumah sakit atau klinik yang menyediakan layanan terpadu. Ini melibatkan penyusunan ringkasan setiap langkah atau tindakan yang diberikan kepada pasien, yang kemudian menjadi pedoman untuk pelaksanaan tindakan sesuai dengan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan. Clinical pathway didasarkan pada bukti lapangan dan periode tertentu selama perawatan pasien di rumah sakit atau klinik.


Clinical Pathway merupakan serangkaian proses pelayanan pasien yang spesifik untuk suatu penyakit atau tindakan tertentu, mulai dari saat pasien masuk hingga pulang, yang melibatkan pelayanan medis, keperawatan, farmasi, dan kesehatan lainnya.


Clinical Pathway, atau yang biasa dikenal sebagai Jalur Perawatan Klinis, Jalur Perawatan Terintegrasi (ICP), Jalur Perawatan Terkoordinasi, Caremaps®, atau Jalur Pemulihan Antisipasi, tidak hanya merupakan pedoman pelayanan medis karena setiap kasus dalam Clinical Pathway dibuat berdasarkan standar prosedur dari setiap profesi yang merujuk pada standar pelayanan dari profesi masing-masing, yang disesuaikan dengan strata fasilitas pelayanan rumah sakit.


Dapat diartikan pula, bahwa clinical pathway merupakan sebuah metode yang digunakan dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelayanan yang dihadirkan oleh pasien, yang disusun berdasarkan pada jenis tindakan dalam suatu periode tertentu.


Dalam praktiknya, clinical pathway sering kali dikembangkan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari berbagai profesional kesehatan, termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, terapis, dan lainnya. Tim ini bekerja secara bersama-sama untuk merancang dan mengimplementasikan clinical pathway yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar pelayanan yang berlaku di fasilitas kesehatan tertentu.

Sebagai contoh, pasien yang menderita penyakit diabetes mungkin memerlukan jalur perawatan untuk bisa menjamin kalau mereka bisa menerima perawatan yang sesuai dan juga terkoordinasi dari spesialis medis yang berbeda, seperti dokter, perawat, serta ahli gizi, selama periode tertentu yang sudah diatur oleh tim medis.


Clinical pathway mencakup proses pengambilan keputusan yang dibagi antara pasien, keluarga, dan juga tim medis untuk bisa memastikan kalau perawatan yang sudah diberikan, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dari pasien tersebut. Hal ini tentunya sangat penting untuk memastikan kalau pasien tersebut bisa menerima perawatan terbaik dan paling optimal berdasarkan pada kondisi kesehatan pasien.


Pemerintah Indonesia sendiri mengamanatkan kepada seluruh tenaga medis untuk menjalankan clinical pathway. Hal ini sudah tertera di dalam UU No.29 Tahun 2004 Pasal 44 yang menyatakan bahwa “Setiap dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.”


Tak hanya mewajibkan untuk melakukan praktik kedokteran yang sesuai dengan standar, tetapi juga pemerintah mewajibkan kepada setiap dokter atau dokter gigi untuk bisa melakukan kendali mutu dan biaya. Hal ini juga tercantum di dalam pasal 49 yang berbunyi “Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.”


Salah satu tujuan utama dari clinical pathway adalah untuk memastikan kalau pasien mampu menerima perawatan secara tepat, sesuai dengan kebutuhan pasien, dan berdasarkan pada bukti ilmiah yang ada. Dengan menyediakan panduan yang terstruktur dan terstandar, clinical pathway membantu mengoptimalkan proses perawatan, meminimalkan risiko, dan meningkatkan hasil klinis bagi pasien.


Prinsip yang Digunakan Dalam Penyusunan Clinical Pathway


apa itu clinical pathway

Sumber: freepik


Setelah kita mengetahui apa itu clinical pathway, maka selanjutnya kita juga perlu mengetahui tentang apa saja prinsip yang digunakan dalam Menyusun konsep perencanaan pada suatu layanan kesehatan seperti rumah sakit atau klinik. Berikut ini beberapa prinsip dalam Menyusun clinical pathway:


1.Fokus Pada Pasien (Patient Focus Care)

Prinsip yang paling pertama, yang digunakan dalam menyusun konsep clinical pathway adalah layanan terpadu, terintegrasi, dan juga berkesinambungan, yang nantinya ditunjukkan kepada pasien.


2. Melibatkan Seluruh Profesi Medis

Prinsip yang membedakan antara konsep clinical pathway dengan konsep yang lain adalah keterlibatan seluruh profesi medis pada saat pembuatan perencanaan. Mulai dari dokter, perawat, petugas laboratorium, apoteker, serta petugas kesehatan lainnya.


3. Berdasarkan Pada Batasan Waktu yang Sudah Ditentukan

Konsep dari clinical pathway juga perlu didasarkan pada batasan waktu yang sudah ditentukan, sesuai dengan keadaan setiap pasien selama perjalanan perawatan dan pencatatan jam (khusus untuk pasien rawat jalan) atau juga harian (khusus untuk pasien rawat inap).


4. Terpadu dan Berkesinambungan

Prinsip clinical pathway yang penting untuk diketahui juga adalah adanya pelayanan pasien yang terpadu dan berkesinambungan, dituangkan di dalam bentuk dokumen yang berisikan informasi tentang semua kegiatan pelayanan. Selain itu juga diberikan sebagai bagian dari rekam medis pasien tersebut.


5. Pencatatan dan Penyimpangan

Suatu aspek yang membedakan clinical pathway dari konsep lainnya adalah perlunya mencatat semua perbedaan yang muncul saat diterapkan di lapangan, yang kemudian dicatat sebagai varian. Selain itu, diperlukan audit khusus untuk mengevaluasi hasil dari catatan tersebut.


6. Parameter Khusus

Prinsip terakhir dalam pembuatan clinical pathway adalah mengintegrasikan komplikasi penyakit dan kesalahan tindakan medis ke dalam standar pelayanan, yang bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit atau klinik. Hal ini juga membantu mencegah terjadinya kelalaian dari tenaga medis di masa mendatang.


Manfaat Clinical Pathway Untuk Pelayanan Kesehatan


Pada zaman Jaminan Kesehatan Nasional yang menggunakan sistem DRG-Casemix, di mana kode penyakit berdasarkan ICD 10, ICD 9-CM, dan prosedur tindakan dan biaya, clinical pathway bisa jadi alat penting untuk mengecek pelayanan medis. Misalnya, pemberian vitamin K pada bayi baru lahir bisa mengubah standar pelayanan medis atau prosedur operasional.


Karena clinical pathway dibuat berdasarkan bukti dan standar, diharapkan dapat menghemat biaya perawatan, mengurangi lama tinggal di rumah sakit, meningkatkan kualitas hidup, hasil klinis, dan mengurangi tindakan medis yang tak perlu.


Secara khusus, tujuan dari penerapan clinical pathway adalah sebagai berikut:


  • Menyusun praktik terbaik yang dapat diterapkan di fasilitas layanan kesehatan lokal.

  • Membuat standar lama untuk perawatan, pemeriksaan, dan juga prosedur klinis.

  • Perencanaan strategi untuk bisa mencapai efisiensi dalam pelayanan.

  • Menjelaskan tujuan umum pelayanan dan peran kepada seluruh staf yang terlibat.

  • Menyediakan materi untuk dokumentasi, analisis, dan evaluasi.

  • Menyediakan materi edukasi kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.


Pentingnya Clinical Pathway


Clinical pathway menyediakan sebuah pendekatan untuk bisa terus menilai, menyusun, serta memantau aspek klinis dan administratif suatu layanan. Jadi, metode ini tentunya bisa membantu para tim medis untuk bisa menyediakan layanan kesehatan yang terstruktur dan terkoordinasi untuk bisa memenuhi kebutuhan pasien dengan lebih baik. 


Berikut ini manfaat dari penerapan clinical pathway pada fasilitas kesehatan yang penting untuk diketahui:


  • Mendefinisikan dengan jelas koordinasi perawatan kepada seluruh tim medis, Lembaga penyedia layanan lain, dan juga keluarga pasien.

  • Mengurangi adanya risiko kesalahpahaman dalam koordinasi serta duplikasi data.

  • Mampu meningkatkan struktur, efisiensi, dan prediktabilitas, sehingga para staf nantinya memiliki lebih banyak waktu untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan kesehatan setiap pasien.

  • Memudahkan dalam hal membuat kerangka kerja untuk melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan dan mengidentifikasi peluang dalam hal peningkatan pelayanan.

  • Pihak manajemen fasilitas kesehatan bisa berfokus pada efisiensi, kualitas, serta hasil.


Dengan begitu, clinical pathway bisa membantu dalam mendokumentasikan proses pelayanan. Hal ini tentunya akan bermanfaat untuk bisa mengurangi waktu yang diperlukan dalam membuat lembar dokumentasi klinis yang terintegrasi, terutama untuk perawat serta dokter.


Lembar dokumentasi klinis yang terintegrasi seperti ini memberikan keuntungan besar. Contohnya, semua anggota tim perawatan sekarang dapat dengan mudah mengakses semua informasi penting yang terkait dengan rencana perawatan yang dijelaskan dalam alur klinis. Dengan begitu, tim dapat bekerja sama secara efisien untuk mencapai tujuan dan hasil klinis yang diinginkan.


SIMRS Mempermudah Fasilitas Kesehatan Untuk Menerapkan Metode Clinical Pathway


apa itu clinical pathway

Sumber: freepik


Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dapat mendukung pengembangan dan implementasi protokol clinical pathway yang konsisten dalam perawatan pasien. Ini dapat memastikan bahwa semua pasien dengan kondisi serupa menerima perawatan yang seragam dan sesuai dengan standar medis yang diakui secara luas.


Solusi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) DHealth mampu memberikan pengalaman terbaik dalam implementasi clinical pathway. Solusi yang ditawarkan oleh SIMRS DHealth tentunya yang sesuai dengan panduan dari BPJS Kesehatan.


Kemudahan dalam mengimplementasi serta dukungan ekosistem, maka fasilitas kesehatan atau rumah sakit bisa menyajikan pelayanan kesehatan yang optimal dan terbaik kepada pasien.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) memainkan peran yang sangat penting dalam menerapkan clinical pathway di fasilitas kesehatan. Dalam konteks modern pelayanan kesehatan, clinical pathway menjadi instrumen utama dalam memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang berkualitas dan terstandar. Dengan SIMRS, implementasi clinical pathway dapat dilakukan secara lebih efisien, efektif, dan terorganisir. Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang peranan SIMRS dalam menerapkan clinical pathway:


1.Pencatatan dan Penyusunan Clinical Pathway

SIMRS memungkinkan pencatatan detail tentang kondisi pasien, prosedur medis yang dilakukan, hasil tes laboratorium, riwayat obat-obatan, dan informasi lainnya yang relevan. Berdasarkan data ini, clinical pathway dapat disusun dengan lebih tepat dan spesifik sesuai dengan kebutuhan pasien. Misalnya, SIMRS dapat menyediakan informasi tentang langkah-langkah perawatan yang sebelumnya terbukti efektif untuk kondisi tertentu, sehingga membantu dalam penyusunan clinical pathway yang sesuai.


2.Pengelolaan Perawatan Pasien

SIMRS memungkinkan tim medis untuk mengakses informasi pasien secara real-time, termasuk riwayat kesehatan, hasil tes, dan rencana perawatan yang telah ditetapkan dalam clinical pathway. Dengan demikian, mereka dapat dengan mudah memantau kemajuan pasien dan memastikan bahwa setiap langkah perawatan sesuai dengan clinical pathway yang telah ditetapkan. SIMRS juga memungkinkan pemberian perawatan yang terkoordinasi dan terintegrasi antara berbagai departemen dalam fasilitas kesehatan.


3. Monitoring dan Evaluasi

SIMRS memungkinkan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan clinical pathway. Data yang tercatat dalam SIMRS dapat digunakan untuk melacak sejauh mana clinical pathway telah diikuti dan apakah ada deviasi atau penyimpangan dari rencana awal. Ini membantu dalam mengidentifikasi area-area di mana perbaikan diperlukan, serta mengevaluasi efektivitas dari clinical pathway yang telah diterapkan.


4. Koordinasi Tim Medis

SIMRS memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara anggota tim medis yang terlibat dalam perawatan pasien. Mereka dapat berbagi informasi, menetapkan tugas, dan mengkoordinasikan jadwal perawatan dengan lebih mudah melalui platform SIMRS. Hal ini sangat penting dalam menerapkan clinical pathway, di mana kolaborasi antara berbagai spesialis dan profesional kesehatan menjadi kunci untuk memberikan perawatan yang terkoordinasi dan komprehensif.


5. Standarisasi dan Konsistensi

Dengan SIMRS, clinical pathway dapat diimplementasikan secara konsisten dan terstandar di seluruh fasilitas kesehatan. SIMRS memastikan bahwa protokol perawatan yang telah ditetapkan terdokumentasi dengan baik dan mudah diakses oleh semua anggota tim perawatan. Ini membantu dalam menciptakan standar yang seragam dalam pelayanan kesehatan, sehingga setiap pasien mendapatkan perawatan yang sama berkualitasnya sesuai dengan clinical pathway yang telah ditetapkan.


6. Analisis dan Perbaikan Berkelanjutan

Data yang terkumpul dalam SIMRS dapat digunakan untuk analisis yang lebih dalam tentang efektivitas clinical pathway dan kualitas pelayanan secara keseluruhan. Dengan menganalisis data ini, fasilitas kesehatan dapat mengidentifikasi tren, pola-pola, dan area-area di mana perbaikan diperlukan. Hal ini memungkinkan pengembangan clinical pathway yang lebih baik dan terus-menerus ditingkatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan hasil pasien.


Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap layanan kesehatan atau rumah sakit maupun klinik untuk beralih ke sistem informasi kesehatan elektronik secepat mungkin. Dengan begitu, data dapat didokumentasikan secara rapi. Selain itu juga dapat diakses secara realtime.


Dengan beralih ke SIMRS DHealth, maka layanan kesehatan atau rumah sakit yang dikelola mampu meningkat dari segi efisiensi dan kualitas perawatan, serta meningkatkan kepuasan pasien.


Kesimpulan


Nah, itulah penjelasan secara lengkap apa itu clinical pathway. Secara keseluruhan, clinical pathway adalah alat yang sangat berharga dalam meningkatkan mutu, efisiensi, dan hasil klinis dalam pelayanan kesehatan. Dengan menyediakan panduan yang terstruktur dan berbasis bukti, clinical pathway membantu memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik dan paling tepat sesuai dengan kebutuhan mereka, sambil meminimalkan biaya dan risiko yang terkait dengan perawatan medis.


Penerapan clinical pathway melalui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sendiri, memiliki peran yang krusial dalam menerapkan clinical pathway di fasilitas kesehatan. Dari pencatatan dan penyusunan clinical pathway hingga pengelolaan perawatan pasien, monitoring dan evaluasi, koordinasi tim medis, standarisasi, dan analisis data, SIMRS membantu memastikan bahwa clinical pathway dapat diterapkan secara efisien dan efektif untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan hasil pasien secara keseluruhan. 


Jadi, jangan tunggu lagi, segera terapkan SIMRS DHealth di pelayanan kesehatan atau rumah sakit yang sedang dikelola saat ini. dengan begitu pelayanan di rumah sakit akan lebih efisien dan mampu meningkatkan kepuasan pasien yang berkunjung.


Penulis: Nurul Ismi Humairoh


191 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page