top of page

Laboratory Information System





Laboratory Information System (LIS) adalah sistem informasi yang dirancang khusus untuk mengelola dan mengotomatisasi operasi laboratorium medis, termasuk laboratorium klinis, laboratorium diagnostik, dan laboratorium riset. Tujuan utama dari LIS adalah untuk mempermudah pengambilan, pengolahan, pelacakan, dan pelaporan data hasil pengujian laboratorium. Ini memungkinkan laboratorium untuk bekerja lebih efisien, mengurangi kesalahan manusia, dan memberikan hasil pengujian yang cepat dan akurat. Integrasi LIS dengan perangkat laboratorium merupakan langkah penting dalam mengotomatisasi proses pengujian dan mencapai efisiensi maksimum. Berikut adalah beberapa langkah umum yang digunakan dalam integrasi LIS ke perangkat:

  1. Identifikasi Sampel: Untuk mengintegrasikan perangkat dengan LIS, biasanya digunakan metode identifikasi unik seperti barcode atau Radio-Frequency Identification (RFID) untuk sampel. Ketika sampel diterima di laboratorium, mereka diberi kode unik menggunakan teknologi ini. Kode ini kemudian digunakan dalam seluruh proses pengujian dan pelacakan.

  2. Antarmuka Perangkat: Perangkat laboratorium seperti analisis klinis, mesin pencitraan, atau alat diagnostik sering dilengkapi dengan antarmuka komunikasi yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan sistem komputer. Antarmuka ini dapat berbasis berbagai protokol komunikasi seperti HL7 (Health Level Seven) atau ASTM (American Society for Testing and Materials) untuk pertukaran informasi medis.

  3. Integrasi Data: Data hasil pengujian yang dihasilkan oleh perangkat dapat dengan otomatis diintegrasikan ke dalam LIS. Data ini dapat mencakup hasil tes, parameter pengujian, dan informasi lainnya yang relevan. Dengan demikian, data ini tidak perlu dimasukkan secara manual oleh staf laboratorium.

  4. Verifikasi dan Validasi: Sebelum data hasil pengujian diintegrasikan ke dalam LIS, perlu ada proses verifikasi dan validasi untuk memastikan data tersebut akurat dan sesuai standar. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya data yang salah atau cacat ke dalam sistem.

  5. Pelacakan Sampel: Melalui integrasi, LIS dapat melacak perjalanan sampel dari saat diterima hingga hasil akhir. Ini membantu dalam mengidentifikasi lokasi dan status sampel kapan pun diperlukan.

  6. Pelaporan Hasil: Setelah hasil pengujian diperoleh, LIS dapat menghasilkan laporan hasil yang dapat diakses oleh staf laboratorium, penyedia layanan kesehatan, dan pasien. Pelaporan dapat dilakukan secara otomatis melalui LIS, atau hasil dapat diakses melalui sistem terkait, seperti Sistem Informasi Rumah Sakit (HIS) atau Sistem Rekam Medis Elektronik (EHR).

Integrasi LIS dengan perangkat laboratorium memungkinkan operasi laboratorium yang lebih efisien dan pengelolaan data yang lebih baik, yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat besar dalam penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas.

17 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page