Sumber: freepik
Dalam dunia medis, pengelolaan pasien membutuhkan strategi yang terstruktur dan efisien. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang terkoordinasi dan optimal adalah dengan mengimplementasikan clinical pathway atau jalur klinis. Clinical pathway adalah rencana perawatan sistematis yang menggambarkan prosedur yang harus diikuti oleh tim medis untuk menangani kondisi medis tertentu.
Clinical pathway menjadi sebuah metode yang berbasis teknologi, sehingga mampu membantu bisnis layanan kesehatan menjadi lebih efektif dan efisien.
Jika pada artikel sebelumnya kita membahas tentang apa itu clinical pathway, pada artikel kali ini kita akan membahasnya lebih dalam lagi yaitu tentang contoh clinical pathway. Untuk itu, bagi yang saat ini sedang mengelola pelayanan kesehatan seperti rumah sakit maupun klinik, mengetahui contoh clinical pathway menjadi hal yang cukup penting. Berikut ulasan tentang contoh clinical pathway!
Definisi Clinical Pathway
Clinical pathway, juga dikenal sebagai care pathway atau critical pathway, adalah alat manajemen yang digunakan oleh tim medis untuk merencanakan dan melaksanakan perawatan pasien secara terstruktur. Clinical pathway ini mencakup serangkaian tindakan medis yang harus dilakukan pada tahapan-tahapan tertentu selama perjalanan pasien melalui sistem perawatan kesehatan.
Dapat kita artikan juga bahwa clinical pathway merupakan sebuah metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pelayanan yang dihadirkan untuk para pasiennya. Yang telah disusun berdasarkan pada jenis tindakan dalam suatu periode tertentu.
Clinical pathway dibentuk dengan menggabungkan pedoman klinik umum ke dalam protokol lokal yang dapat diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan setempat. Amanat terkait clinical pathway dari pemerintah Indonesia tercantum dalam Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Pasal 44 pada ayat:
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi
Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan
Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri
Clinical pathway sendiri harus dimiliki oleh rumah sakit dalam upaya memenuhi Standar Akreditas Rumah Sakit yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No HK.01.07/Menkes/1128/2022.
Contoh Clinical Pathway di Pelayanan Kesehatan
Sumber: freepik
Pedoman Praktik Klinis (PPK) berbeda dengan clinical pathway. Pada PPK, tercantum beberapa hal berupa informasi klinis dari suatu penyakit, seperti definisi, pemeriksaan fisik, anamnesis, kriteria diagnosis, diagnosis banding, diagnosis kerja, pemeriksaan penunjang, edukasi, terapi, prognosis, dan indikator kesembuhan.
Sedangkan pada clinical pathway, berisikan tentang aplikasi dari PPK tersebut, yang kemudian diintegrasikan dengan kode ICD 10 dan ICD 9-CM, dan biayanya. Maka berikut ini contoh clinical pathway yang umum digunakan dalam praktek medis:
Contoh clinical pathway Infark Akut NSTEMI
Gambar berikut ini adalah salah satu contoh clinical pathway yang dilansir dari alomedika.com, yang dibuat dengan mengadaptasi dari panduan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia untuk infark akut tanpa ST elevasi/NSTEMI akut.
Contoh Clinical Pathway Untuk Penanganan Diabetes Melitus
Gambar ini adalah salah satu contoh clinical pathway untuk penanganan diabetes melitus. Dokumen ini memberikan panduan klinis dalam hal penatalaksanaan pasien diabetes melitus. Mulai dari penilaian awal, diagnosis, perawatan, terapi, monitoring hingga kriteria pulang. Terdapat 13 bagian yang mencakup hal-hal seperti riwayat medis pasien, pemeriksaan laboratorium, konsultasi spesialis, tatalaksana medis dan keperawatan, edukasi, terapi obat, diet, evaluasi, dan rencana tindak lanjut setelah pulang.
sumber: https://id.scribd.com/
Contoh Clinical Pathway Untuk Manajemen Penyakit Kronis
gambar berikut ini merupakan contoh clinical pathway untuk penyakit ginjal kronik selama 10 hari di rumah sakit. Mencakup aktivitas harian pasien mulai dari pemeriksaan fisik, investigasi, pengobatan, dan target-target yang harus dicapai seperti tekanan darah dan kadar hemoglobin. Pengobatan utama meliputi ACE inhibitor atau ARB untuk menurunkan tekanan darah dan proteinuria, serta koreksi anemia dengan suplemen besi atau ESA.
Sumber: https://id.scribd.com/
Contoh Clinical Pathway Pasca Operasi Sectio Caesaria Elektif Tanpa Komplikasi
Gambar berikut ini merupakan contoh clinical pathway pasca operasi sectio caesaria yang mencakup aktivitas harian pasien sejak awal tindakan, perawatan, monitoring, hingga pemberian jenis obat.
Sumber: https://id.scribd.com/
Tujuan Clinical Pathway
Secara khusus, berikut ini adalah tujuan dari clinical pathway:
Untuk membuat “best price” yang mampu diimplementasikan pada fasilitas layanan kesehatan setempat.
Pembuatan standar lama perawatan, pemeriksaan, serta berbagai prosedur klinis yang ada.
Penyusunan strategi untuk bisa mencapai efektivitas pelayanan di suatu layanan kesehatan.
Memaparkan tujuan umum pelayanan serta peran kepada seluruh staf yang terlibat di dalamnya.
Sebagai bahan untuk dokumentasi, analisis, dan juga evaluasi.
Sebagai bahan untuk edukasi kepada para pasien mengenai perkiraan prosedur-prosedur apa saja yang nantinya akan dijalankan oleh pasien.
Prinsip Dasar Penyusunan Clinical Pathway
Setelah mengetahui contoh clinical pathway, penting juga untuk kita ketahui apa saja prinsip yang digunakan dalam menyusun clinical pathway.
Pelayanan terpadu atau terintegrasi dan berfokus kepada pasien.
Melibatkan semua professional pemberi pelayanan, yaitu dokter, perawat, bidan, farmasis, nutrisionis, fisioterapis, dan sebagainya.
Tetapkan waktu pelaksanaan pelayanan.
Seluruh kegiatan dicatat atau dimasukkan ke dalam rekam medis.
Penyimpangan kegiatan dicatat sebagai varians.
Langkah-langkah Dalam Menyusun Clinical Pathway
Kolaborasi antara departemen medis, perawatan, dan farmasi yang solid diperlukan dalam menyusun clinical pathway. Sinergi ini disesuaikan dengan pedoman berdasarkan bukti dari organisasi profesi, literatur medis, Standar Pelayanan Medis, Standar Operasional Prosedur, serta Daftar Formularium Standar untuk mengatur langkah-langkah pengobatan dan perawatan.
Setelah mengetahui contoh clinical pathway, maka berikut ini langkah dalam menyusun clinical pathway yang bisa berguna bagi rumah sakit.
1. Identifikasi Kebutuhan Pasien dan Tujuan Perawatan
Tentukan kondisi klinis atau prosedur medis yang akan dibahas dalam clinical pathway.
Pahami kebutuhan pasien secara holistik, termasuk faktor-faktor seperti tingkat keparahan, riwayat medis, dan preferensi pasien.
Tetapkan tujuan perawatan yang jelas dan dapat diukur, misalnya pemulihan sepenuhnya dari kondisi, mengurangi komplikasi, atau meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Riset dan Analisis Bukti Klinis
Lakukan penelitian menyeluruh tentang praktik terbaik dalam penanganan kondisi atau prosedur yang bersangkutan.
Tinjauan literatur medis, pedoman klinis, dan bukti-bukti lainnya untuk mendukung pengambilan keputusan yang berbasis bukti.
Evaluasi hasil dari penelitian terkini dan studi klinis untuk memastikan clinical pathway mencerminkan praktik terbaru dan efektif.
3. Identifikasi Tahapan Perawatan
Identifikasi tahapan-tahapan perawatan yang paling penting dan relevan dalam perjalanan pasien untuk kondisi tersebut.
Tentukan tindakan dan intervensi medis yang diperlukan pada setiap tahapan, mulai dari penerimaan pasien hingga pemulangan atau tindak lanjut pasca-perawatan.
4. Libatkan Tim Multidisiplin
Melibatkan tim multidisiplin dalam penyusunan clinical pathway, termasuk dokter spesialis, perawat, farmasis, ahli gizi, dan profesional kesehatan lainnya.
Diskusikan perspektif dan pengalaman masing-masing anggota tim untuk memastikan keberlanjutan dan keterlibatan yang maksimal dalam implementasi clinical pathway.
5. Penyusunan Rencana Tindakan
Susun rencana tindakan yang spesifik dan terstruktur untuk setiap tahapan perawatan.
Tetapkan tindakan yang harus dilakukan, waktu pelaksanaan, serta tanggung jawab masing-masing anggota tim dalam pelaksanaan tindakan tersebut.
6. Validasi dan Revisi
Lakukan validasi clinical pathway dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk praktisi klinis, manajemen rumah sakit, dan stakeholder lainnya.
Terima umpan balik dan saran dari para ahli untuk memperbaiki dan menyempurnakan clinical pathway sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal.
7. Implementasi dan Evaluasi
Implementasikan clinical pathway dalam praktek klinis sesuai dengan pedoman yang telah disusun.
Monitor dan evaluasi efektivitas clinical pathway secara berkala, termasuk pengukuran indikator klinis, kepatuhan terhadap pathway, dan hasil pasien.
Lakukan perubahan atau penyesuaian sesuai dengan temuan evaluasi untuk terus meningkatkan kualitas perawatan.
8. Pelatihan dan Edukasi
Sediakan pelatihan dan edukasi kepada anggota tim kesehatan tentang clinical pathway, termasuk tujuan, prosedur, dan peran masing-masing anggota tim.
Pastikan pemahaman yang baik tentang pathway klinis untuk memastikan implementasi yang konsisten dan efektif.
SOP Penerbitan Clinical Pathway
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah panduan tertulis yang menjelaskan mengenai langkah yang harus diikuti secara sistematis untuk melaksanakan suatu tugas atau proses tertentu secara konsisten.
Dalam konteks penerbitan clinical pathway, SOP menjadi hal yang sangat penting untuk bisa memastikan bahwa pathway yang dihasilkan akan sesuai dengan standar kualitas dan bisa digunakan secara efektif oleh tim medis. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang biasanya tercakup di dalam SOP untuk menerbitkan clinical pathway:
1. Identifikasi Kebutuhan dan Tujuan
Tentukan tujuan dari clinical pathway yang akan dibuat.
Identifikasi kondisi medis atau prosedur yang akan dicakup dalam clinical pathway.
Tinjau literatur medis terkini dan pedoman klinis yang relevan untuk mendukung pengembangan pathway.
2. Pembentukan Tim Kerja
Tentukan anggota tim yang akan terlibat dalam pengembangan clinical pathway, termasuk dokter, perawat, farmasis, dan profesional kesehatan lainnya.
Tetapkan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim dalam proses pengembangan dan penerbitan clinical pathway.
3. Pengembangan Clinical Pathway
Lakukan tinjauan menyeluruh terhadap praktik klinis yang ada dan bukti-bukti terkini untuk merancang serangkaian langkah perawatan yang tepat.
Tentukan alur perawatan yang optimal berdasarkan penelitian dan praktik terbaik.
Susun daftar tindakan atau prosedur yang harus dilakukan pada setiap tahap perawatan.
Identifikasi indikator kinerja dan kriteria hasil yang akan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas clinical pathway.
4. Validasi dan Konsensus
Diskusikan dan validasi draft clinical pathway dengan anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya, seperti manajemen rumah sakit atau lembaga kesehatan.
Berikan kesempatan bagi umpan balik dan masukan dari para profesional kesehatan yang terlibat dalam proses perawatan pasien.
Revisi dan sesuaikan clinical pathway berdasarkan masukan yang diterima hingga mencapai konsensus tim.
5. Peninjauan dan Persetujuan
Ajukan clinical pathway yang telah disetujui untuk ditinjau oleh komite klinis atau komite yang relevan di lembaga kesehatan.
Lakukan revisi terakhir berdasarkan masukan dari komite dan pastikan pathway memenuhi standar dan kebijakan organisasi.
Dapatkan persetujuan resmi dari komite atau otoritas yang berwenang sebelum melanjutkan ke tahap penerbitan.
6. Pelatihan dan Implementasi
Rencanakan sesi pelatihan untuk memperkenalkan clinical pathway kepada anggota tim medis yang akan menggunakan pathway tersebut.
Pastikan semua anggota tim memahami secara jelas isi dan penggunaan clinical pathway.
Koordinasikan implementasi clinical pathway dengan berbagai departemen dan unit pelayanan kesehatan yang terlibat.
7. Evaluasi dan Pemeliharaan
Tetapkan prosedur untuk mengumpulkan data dan melakukan evaluasi terhadap efektivitas clinical pathway secara berkala.
Tinjau hasil kinerja dan perubahan dalam praktik klinis untuk mengidentifikasi area yang memerlukan pembaruan atau perbaikan.
Lakukan revisi dan pemeliharaan rutin pada clinical pathway sesuai dengan perkembangan ilmiah dan perubahan dalam praktik klinis.
Dengan mengikuti SOP yang terstruktur dan terdokumentasi dengan baik seperti yang dijelaskan di atas, maka layanan kesehatan dapat memastikan bahwa clinical pathway yang diterbitkan sudah sesuai dengan standar kualitas tinggi. Sehingga, dapat membantu dalam meningkatkan perawatan pasien secara keseluruhan.
SIMRS Dapat Mempermudah Penerapan Clinical Pathway
Sumber: freepik
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dapat mendukung pengembangan dan implementasi protokol clinical pathway yang konsisten dalam perawatan pasien. Ini dapat memastikan bahwa semua pasien dengan kondisi serupa menerima perawatan yang seragam dan sesuai dengan standar medis yang diakui secara luas.
Solusi sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) DHealth mampu memberikan pengalaman terbaik dalam implementasi clinical pathway. Solusi yang ditawarkan oleh SIMRS DHealth tentunya yang sesuai dengan panduan dari BPJS Kesehatan.
Kemudahan dalam mengimplementasi serta dukungan ekosistem, maka fasilitas kesehatan atau rumah sakit bisa menyajikan pelayanan kesehatan yang optimal dan terbaik kepada pasien.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) memainkan peran yang sangat penting dalam menerapkan clinical pathway di fasilitas kesehatan. Dalam konteks modern pelayanan kesehatan, clinical pathway menjadi instrumen utama dalam memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang berkualitas dan terstandar. Dengan SIMRS, implementasi clinical pathway dapat dilakukan secara lebih efisien, efektif, dan terorganisir.
Kesimpulan
Itulah penjelasan tentang contoh clinical pathway beserta standar operasional prosedurnya. Clinical pathway merupakan alat manajemen yang penting dalam pengelolaan perawatan pasien. Dengan menyediakan panduan yang terstruktur dan terstandarisasi, clinical pathway membantu meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas perawatan medis.
Clinical pathway dibuat dengan mengintegrasikan panduan klinis terkait penyakit tertentu yang disusun oleh organisasi profesi dan berdasarkan literatur yang didukung oleh penelitian berbasis bukti. Kemudian, disesuaikan dengan kondisi lokal dan memerlukan kolaborasi dari berbagai bidang, termasuk dokter, keperawatan, dan farmasi.
Dengan berbagai contoh clinical pathway yang diberikan, kita dapat melihat bagaimana clinical pathway digunakan dalam berbagai konteks klinis untuk memastikan pasien menerima perawatan yang terkoordinasi dan efektif.
Penerapan clinical pathway melalui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sendiri, memiliki peran yang krusial dalam menerapkan clinical pathway di fasilitas kesehatan. Dari pencatatan dan penyusunan clinical pathway hingga pengelolaan perawatan pasien, monitoring dan evaluasi, koordinasi tim medis, standarisasi, dan analisis data, SIMRS membantu memastikan bahwa clinical pathway dapat diterapkan secara efisien dan efektif untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan hasil pasien secara keseluruhan.
Jadi, jika saat ini berencana untuk menerapkan konsep clinical pathway pada manajemen rumah sakit yang sedang dikelola, maka DHealth bisa membantu dalam menghadirkan solusi yang paling tepat. Dengan begitu pelayanan di rumah sakit akan lebih efisien dan mampu meningkatkan kepuasan pasien yang berkunjung.
Penulis: Nurul Ismi Humairoh